Senin, 28 Juli 2008
dangdut erotis yang membudaya
Kamis, 24 Juli 2008
keabadian cinta
Selasa, 22 Juli 2008
kualitas atau popularitas
potret kehidupan bangsa
sijago merah UNRI
Senin, 21 Juli 2008
2 Menit Misteri
2 Menit Misteri
25.11.2007
10.43
2menit adalah misteri
Kapan dan dimana tiada seorang pun tahu
Apakah kita masih bisa bercengkrama dalam alaunan
Lembut suara dan desahan nafas yang tak beraturan
Apakahku masih dapat menyapa sahabat dan orang-orang disekitarku
Apakahku masih dapat menatap wajah saudaraku
Yang tresenyum atau lagi bersedih
Apakahku dapat mendengar keusikan suaramu
Apakahku masih dapat berpikir tentang diri, sahabat dan keluargaku
Angina bawalah keluhanku pada yang agung
Pemilik matahari dan jagat raya ini
Air rasakanlah keresahan hati ini
Dengarkanlah keresahan hati ini untuk satu tujuan
Menghadapmu apakah dengan menutup usia
Dengan kebaikan atau keburukan
Ujian Tuhan
Tuhan…
Engkau taburkan keresahan dalam hatiku
Engkau tebarkan badai keraguan dalam jiwaku
Engkau biarkan anganku lepas tanpa tujuan
Engkau uji aku dengan kesedihan dalam jiwaku
Tuhan…
Aku tau begitu jauh diriku dari Mu
Engkau palingkan wajah Mu
Dari makhluk kecil ini
Engkau tutup rapat2 dari pendosa ini
Tuhan…
Kini makhluk lemah ini menghampiriMu
Ia mendekat pada Mu
Ulurkanlah tangan Mu buat hamba
Dengarkanlah jiwa yang resah ini
Dengarkan persaan yang gundah ini
Tuhan…
Beribu pertanyaan kini menyeruak dalam dadaku
Ujian apa lagi yang akan menghampiriku
Tatkala jiwa ini kian terperosok dalam jurang kenistaan
Tuhan…
Aku bukanlah hamba Mu yang sempurna dan kokoh
Bagai baja
Tuhan…
Scenario apa yang engkau buat untuk hamba Mu
Bagaimana akhir dari kehidupanku
Tuhan…
Aku hanya berharap bahwa cinta dan kenyakinanku
Semakin bersemi saat cobaan mencengkram jiwaku
Tuhan…
Semoga badai dan hembusan ujian ini
Tidak membutakan dan menutup segala indera
Dalam diriku
Aku ingin cinta Mu
Bukan cinta yang semu
Berikanlah aku jalan keridho’anMu
Jalan kebenaran Mu
Jalan para salapus sholeh
Dan jalan para tabi’ dan tabi’in
Aku mengharapkan magfirah dari Mu
Tuhan…
Sabtu, 19 Juli 2008
Aturan Syarat Dalam Pencalonan Pilkada
Berhasilkah Program K2I di Provinsi Riau
00000000000
Tercipta serangkaian kata disaat cahaya lampu takmenyinari lagi…
Gelap kurasakan malam ini
Disaat cahaya tak mampu lagi
Mneyinari rumah kecilku
Aku hanya terdiam dan membisu
Menanti sebuah ketakpastian
Kapan ini akan terus berjalan
Hanya jari lentik dan gesit
Menekan tombol untuk mneyusun
Dan merangkai kata-kata cinta
Yang iindah yntuk dipersembahkan
Kepada pelabuhan hati
Wahai…angina yang berhembus
Sampaikanlah salamku padanya
Wahai…daun-daun yang bergoyang
Dengdankan irama kesunyian
Agar ada yang menemani hati yang sepi
Wakil rakyat yang dipercaya atau yang berkhianat
Negeriku negeri yang berbudipun hanya menjadi symbol kemunafikan dari para elit-elit politik. Akankah kepercayaan masih bertengger dihati sanubari masyarakat? Atau apatisme kian merajalela dinegri ini karena kecendrungan akan uang menjadi orintasi utama dari para politikus dan penguasa. Kini kembali kepada anda yang menjadi penentu perubahan negeri tercinta Indonesia.
Narkoba Pembawa Bencana
Sampai kapan krisis energi akan berhenti?
Kekhawatiranpun terjadi jika pemadaman listrik tak kunjung usai, karena berapa banyak pengusaha yang merugi karena harus mengeluarkakn biaya untuk membeli genset dan bensin sebagai pengganti penerangan akibat adanya pemadaman bergilir ini, bukan hanya pihak pengusaha saja yang rugi tetapi ibu2 RT juga karena alat2 elektronik pada rusak akibat tidak stabilnya listrik serta para pelajar yang sedang menyusun tugas akhirpun merasa terganggu akibatnya konsentrasi juga menurun. belum lagi trafficlight yang tidak berfungsi akibatnya bertambah tugas polantas untuk menertibkan lalu lintas yang semakin semrawut. Kalau ini dibiarkan dan terjadi terus menerus dan pemerintah tidak bisa menyikapi dengan baik, alangkah baiknya jika posisi PLN diambil alih oleh pihak swasta seperti yang dikemukakan oleh Anggota dewan dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera beberapa waktu lalu diharian riau pos. Apakah ini solusi atau tidak, ada baiknya pemerintah juga mempertimbangkan lebih bijaksana terhadap masalah krisis energi listrik terutama masukan dari wakil rakyat tersebut. Karena sudah banyak penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat kota. Sampai kapan pemerintah menutup mata dan telinga terhadap masalah yang sedang melanda negeri ini, atau penderitaan ini memang pantas dialami kami sebagai rakyat kecil….(no body perfec). dan skr terbit SK 5 Menteri mengenai masalah krisis energi listrik, apakah ini solusi yang tepat disaat asa sudah kian menipis atas kepercayaan yang diberikan pada pemerintah..(mudah-mudahan solusi terbaik). namun menjadi permasalahan adalah pihak pengusaha yang harus memberlakukan jam tambahan pada sabtu dan minggu...so kita lihat saja hasilnya dari terbitnya SK tersebut
Jumat, 18 Juli 2008
sorotan terhadap sistem multipartai
pilihan untuk jatuh kepada parpolpun menjadi membingunkan rakyat!! mana yang berpihak pada rakyat atau berpihak pada pemerintah, atau golongan!!
rakyat mejadi pelengkap penderita disetiap pertarungan yang berlangsung...menang atau kalah rakyat juga yang menanggungnya...benar atau tidak, kita yang tahu...
apakah adanya parpol2 yang baru bisa menjadi oase bagi rakyat yang sudah haus selama perjalanan negri ini...ataukah parpol yang ada hanya label2 kemunafikan yang begitu mudah untuk mengobral janji belaka...ataukan parpol yang ada hanya mencari keuntungan disetiap kesempatan diantara kerumitan kehidupan ini..ataukah parpol yang ada hanya menjadi icon2 para penguasa jagat raya ini...entahlah, knp negriku dipenuhi oleh orang2 pintar...pintar mnegatur..pintar berpolitik sehingga kebodohan merajalela..ya..inilah potret kehidupan demokrasi yang berkembang di negri transisi ini...
pilkada sebentar lagi??
Hati Nurani
Detik-detik waktu terus berjalan
Meninggalkan bekas-bekas kehinaan
Noda-noda kemunafikan
Diantara panasnya hari terlintas anak kecil yang menengadahkahkan
Tangan-tangan kelemahan
Yang menyeret keibaan jiwa
Raut wajah yang diselimuti debu-debu kepasrahan
Kotoran-kotoran ketakberdayaan
Terlihat setitik ketegaran yang bergelayut dalam pikiran
Tangan menengadah mengakui kepasrahan diri
Akan penderitaan yang begitu panjang
Tiada kata tatkala hati terenyuh menyaksikan penomena dunia
Kemiskinan membudaya
Manusia bagai sapi perahan
Eksploitasi anak-anak demi meraih koin keuntungan
Tiada lagi yang mampu berbicara
Tatkala nafsu dunia merajalela
Keangkaramurkaan menjadi raja
Dimana hati kecil para penguasa
Dimana nurani para konglomerat
Dimana hati kecil para penguasa
Dimana control para wakil rakyat
Dimana janji para kader dan fungsionaris partai
Apakah hanya kata-kata untuk mendinginkan dan meredam
Gejolak amarah hsti para manusia lemah
Yang tak memiliki kekuatan harta, kekuasaan dan keberanian
Oh…negeriku yang
Kini engkau dalam ambang kehancuran dan duka
Yang terus menerus oleh keserakahan, kedzoliman para politikus
Kapankah negriku akan jaya…makmur..dan merdeka
Kemiskinan Berbalut Kemewahan
setiap jiwa yang berkelana
wajah-wajah polos yang berkeliaran
disetiap jalan-jalan yang dipenuhi debu-debu penderitaan
dengan bermodal kemucing tersapulah debu-debu jalanan yang menempel
pada setiap kendaraan yang melintas
sepersen demi sepersenpun dikumpulkan
dengan harapan akan menggunung tinggi
namun raut wajah yang polos
menahan panasnya terik, yang selalu menjadi teman hidupnya
jari-jari lentikpun kian cekatan menyapu
rasa letih hilang begitu saja demi koin yang didapatkan
lalu lalang kendaraan yang melintas pada lampu lalu lintas
menambah semangat para pengemis-pengemis jalanan
oh…negriku
kian lama kian bertambah para penggangguran yang siap terjun kejalan
untuk meraih dan mendapatkan sepeser koin kemurahan
mengumpulkan para donator kebaikan
yang kaya semakin kaya
yang miskin semakin miskin
apa ini yang namanya hidup?
Wahai para penguasa yang berbalut kemewahan
Wahai para pengemis-pengemis berdasi
Wahai para elit politik
Sampai kapan negri in berada dalam baying-bayang kehancuran
Dalam baying-banyang kemunafikan pribadi-pribadi penguasa
Dalam lantunan suara keindahan penguasa
Yang menina bobokan rakyatmu
Tiadakah mata yang bisa melihat baying-bayang kehancuran
Yang siap menerkam negri ini
Tiadakah telinga yang mampu mendengar jerit tangis para bayi-bayi mungil
Yang setiap saat maut menjemputnya
Tiadakah lagi hati yang mampu membaca setiap gerak kehidupan ini
Apakah berada pada kebenaran atau kebatilan
Wahai para jiwa yang bertengger dalam setiap pribadimu
Tidak adakah yang mampu membuat mu menangis
Tiadakah yang mampu membuatmu terenyuh dengan penderitaan rakyatmu
Tiadakah lagi cahaya yang menyinari hidup