Sabtu, 19 Juli 2008

Berhasilkah Program K2I di Provinsi Riau

Propinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki sumber daya alam yang cukup baik, saat ini propinsi Riau mencanangkan program pemberantasan kemiskinan, kebodohan dan infrastruktur (K2I). program ini merupakan program yang pertama untuk wilayah yang ada di Indonesia. Titik focus program ini adalah kemiskinan, kebodohan dan infrastruktur. Realisasi dari program tersebut tidak menyentuh pada sasaran yang tepat yaitu pedesaan yang tertinggal ataupun yang benar2 membutuhkan. Pada tahun 2006 dilaksanakan program Bantuan Prasarana Infrastruktur Pedesaan (BPIP) yang merupakan langkah awal untuk mengayomi masyarakat terutama dipedesaan yang ada di provinsi Riau. Program ini memiliki dua titik focus yaitu Rumah Sehat Layak Huni (RSLH) dan Semenisasi Jalan. Dana yang dikucurkan cukup besar sekitar berkisar ratusan juta. Dengan adanya program yang sedang digulirkan pemerintah seharusnya masalah kemiskinan semakin berkurang dan dana yang ada seharusnya bisa merubah kehidupan terutama roda perekonomian yang ada dipedesaan. Namun sayangnya dana yang begitu besar harus difangkas atau disunat lagi oleh oknum2 yang tidak bertanggung jawab. Bersamaan dengan itu juga pemerintah kabupaten mengeluarkan program yang sama dengan nama Desa Mandiri pada tahun yang sama khususnya INHIL dengan besar dana lebih kurang sama. Anehnya untuk merealisasikan tujuan yang telah dicanangkan tersebut mendapat kendala-kendala yang cukup significan terutama pengucuran dana yang lambat dan berbelit-belit, harus melalui birokrasi yang terlalu rumit dan terjadi pemotongan mulai dari tingkat kabupaten sampai kedesa, sehingga dana yang sampai kepada masyarakat tidak sampai lagi 100%. Inilah potret Birokrasi di Negara tercinta Indonesia. Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh masyarakat yang terbatas akan dana, akses informasi dan ilmu pendidikan, mereka hanya bisa menerima namun hati menolak. Tahun 08 ini Pemda Kab. INHIL mengeluarkan Program Pemberantasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) pada tahun ini enam kelurahan dikecamatan Tembilahan yang mendapat program bantuan tersebut, untuk Inhil, Kecamatan Tembilahan merupakan satu-satunya daerah yang masih mendapat bantuan program tersebut. Ini tidak terlepas dari keberhasilan daerah tersebut dalam melaksanakan program dimaksud (Riau Pos, 14 Juli 2008). peluncuran program ini mendekati moment penentuan kepala daerah yang dipilih langsung oleh masyarakat.(ada apa nya?) So, apakah program yang dicanangkan benar-benar tepat sasaran atau justru menjadi lahan basah bagi menumpuk kekayaan sebagian dari oknum tertentu…apakah program yang ada bebas dari segala urusan tetek bengeknya pada saat pengucuran dana…pogram yang dicanang pemerintah sudah baik, tinggal bagaimana control dari pemerintah tersebut akan rawan ya penyelewengan dan penyunatan dari oknum2 tertentu. K2I selama pemerintahan saat ini tidak benar2 terealisasi dengan baik, yang tampak hanya Infrastrukturnya saja yang berjalan cukup baik, terlihat didaerah perkotaan dengan berdirinya bangunan2 megah dan mewah namun Infrastruktur yang ada dipedesaan tidak begitu mengena terhadap desa2 yang tertinggal…yang jadi pertanyaan adalah, Apakah program K2I tersebut mampu memberantas kemiskinan? Apakah program tersebut mampu memberantas kebodohan? Kita bisa melihat realita yang ada…dimana kemiskinan merajalela, mulai dari gizi buruk yang terjadi diwilayah Inhil, angka pengangguran semakin bertambah…seharusnya dengan programnya yang ada mampu membuat masyarakat cerdas sehingga pengangguran bisa diantisipasi sedini mungkin.

Tidak ada komentar: