Krisis multidimensi yang melanda negeri ini tiada pernah habisnya, belum hilang dari ingatan kita terhadap kelangkaan BBM akibat kenaikan yang terus menerus selama periode pemerintah yang dipimpin oleh SBY-JK, kasus Lumpur Lapindo, dan kini di banyak daerah terjadi lagi pemadaman bergilir akibat adanya krisis energi listrik. Dan ini juga dirasakan dikota tercinta ini, tepatnya Kota Pekanbaru. Disaat penerangan kian menipis bahkan krisis energi semakin berkepanjangan, tidak tahu kapan pemadaman bergilir akan selesai tidak ada kepastian dari pihak PLN ataupun pemerintah. Sungguh ironis jika dikaitkan dengan Propinsi Riau yang kaya akan dengan minyak bumi, air, uap dll. Tapi anehnya itu tidak bisa menutupi kelemahan negri ini untuk memamfaatkan apa yang Tuhan berikan. Mungkinkah ada penyelewengan dana ditubuh PLN atau ada pihak2 yang terlibat dalam krisis energi ini wallahu’alam. Pekanbaru sebentar lagi menjadi kota dengan orintasi perekonomian, ini bisa dilihat banyaknya mall yang berdiri dipusat kota yaitu Mall SKA, Mall Pekanbaru, Mall Ciputra, Matahari, Plaza Senapelan, Makro dan sebentar lagi akan berdiri Mall di Panam. Tentunya ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang menanamkan saham dikota pekanbaru sehiingga wajar jika Pekanbaru menjadi kota Perekonomian. Selain itu juga Pekanbaru dikenal dengan kota seribu ruko, ini bisa dilihat bangunan yang berdiri sepanjang kota atau berjejer dari Harapan Raya, NAngka, Panam, Arengka dan daerah2 sekitarnya.
Kekhawatiranpun terjadi jika pemadaman listrik tak kunjung usai, karena berapa banyak pengusaha yang merugi karena harus mengeluarkakn biaya untuk membeli genset dan bensin sebagai pengganti penerangan akibat adanya pemadaman bergilir ini, bukan hanya pihak pengusaha saja yang rugi tetapi ibu2 RT juga karena alat2 elektronik pada rusak akibat tidak stabilnya listrik serta para pelajar yang sedang menyusun tugas akhirpun merasa terganggu akibatnya konsentrasi juga menurun. belum lagi trafficlight yang tidak berfungsi akibatnya bertambah tugas polantas untuk menertibkan lalu lintas yang semakin semrawut. Kalau ini dibiarkan dan terjadi terus menerus dan pemerintah tidak bisa menyikapi dengan baik, alangkah baiknya jika posisi PLN diambil alih oleh pihak swasta seperti yang dikemukakan oleh Anggota dewan dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera beberapa waktu lalu diharian riau pos. Apakah ini solusi atau tidak, ada baiknya pemerintah juga mempertimbangkan lebih bijaksana terhadap masalah krisis energi listrik terutama masukan dari wakil rakyat tersebut. Karena sudah banyak penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat kota. Sampai kapan pemerintah menutup mata dan telinga terhadap masalah yang sedang melanda negeri ini, atau penderitaan ini memang pantas dialami kami sebagai rakyat kecil….(no body perfec). dan skr terbit SK 5 Menteri mengenai masalah krisis energi listrik, apakah ini solusi yang tepat disaat asa sudah kian menipis atas kepercayaan yang diberikan pada pemerintah..(mudah-mudahan solusi terbaik). namun menjadi permasalahan adalah pihak pengusaha yang harus memberlakukan jam tambahan pada sabtu dan minggu...so kita lihat saja hasilnya dari terbitnya SK tersebut
Kekhawatiranpun terjadi jika pemadaman listrik tak kunjung usai, karena berapa banyak pengusaha yang merugi karena harus mengeluarkakn biaya untuk membeli genset dan bensin sebagai pengganti penerangan akibat adanya pemadaman bergilir ini, bukan hanya pihak pengusaha saja yang rugi tetapi ibu2 RT juga karena alat2 elektronik pada rusak akibat tidak stabilnya listrik serta para pelajar yang sedang menyusun tugas akhirpun merasa terganggu akibatnya konsentrasi juga menurun. belum lagi trafficlight yang tidak berfungsi akibatnya bertambah tugas polantas untuk menertibkan lalu lintas yang semakin semrawut. Kalau ini dibiarkan dan terjadi terus menerus dan pemerintah tidak bisa menyikapi dengan baik, alangkah baiknya jika posisi PLN diambil alih oleh pihak swasta seperti yang dikemukakan oleh Anggota dewan dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera beberapa waktu lalu diharian riau pos. Apakah ini solusi atau tidak, ada baiknya pemerintah juga mempertimbangkan lebih bijaksana terhadap masalah krisis energi listrik terutama masukan dari wakil rakyat tersebut. Karena sudah banyak penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat kota. Sampai kapan pemerintah menutup mata dan telinga terhadap masalah yang sedang melanda negeri ini, atau penderitaan ini memang pantas dialami kami sebagai rakyat kecil….(no body perfec). dan skr terbit SK 5 Menteri mengenai masalah krisis energi listrik, apakah ini solusi yang tepat disaat asa sudah kian menipis atas kepercayaan yang diberikan pada pemerintah..(mudah-mudahan solusi terbaik). namun menjadi permasalahan adalah pihak pengusaha yang harus memberlakukan jam tambahan pada sabtu dan minggu...so kita lihat saja hasilnya dari terbitnya SK tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar