Sabtu, 19 Juli 2008

Wakil rakyat yang dipercaya atau yang berkhianat

Kalau saat ini anda ditanya, apa masalah yang hangat diperbincangkan dan up todate saat ini, atau yang menghiasi layar kaca televisi anda? Akan kita temui berbagai macam jawaban mulai dari kasus perceraian para selebritis, kasus HAM Munir, Kasus Artalita Suryani, kasus kepemimpinan dua kubu di tubuh partai PKB, kasus pelecehan seksual, atau kasus penyuapan dan penggelapan uang oleh wakil rakyat. Cukup menarik dengan jawaban-jawaban yang akan diucapkan oleh masyarakat. Saat ini masalah yang mendominasi media elektronik atau media massa adalah kasus penyuapan dan penggelapan uang oleh wakil rakyat dan ini yang sangat menarik dihati saya. Karena wakil rakyat adalah orang yang dipilih, orang yang mampu menyuarakan aspirasi rakyat dan orang yang mampu menampung segala keluh kesah masyarakat, orang yang menjadi figur masyarakat, orang yang menjadi penyambung lidah bagi masyarakat. Tapi dengan terkuaknya kasus-kasus yang menguak dimasyarakat mungkinkah wakil rakyat kita menjadi symbol kekuatan kita, atau justru menjadi bumerang bagi pemilihnya. Karena sudah berapa banyak kasus yang menyeret wakil rakyat kita tercinta ini,mulai dari kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran (Saleh Djasit), pengadaan kapal patroli (Bulyan Royan), penggelapan uang (Yusup), kasus Al-amin Nasution, dan banyak lagi kasus2 yang lainnya. Apa yang ada dipikiran anda dan bagaimana sikap anda melihat kasus tersebut, marah, kecewa, sedih, atau justru mendukung (mana mungkin) atau loyalitas masih ditunjukkan pada wakil rakyat. Ini menjadi penilaian tersendiri bagi kita sebagai pemilih atau masyarakat yang akan memilih nantiya. Sungguh ironis mendengar apa yg sedang terjadi dinegeri kita tercinta ini, yang seharusnya wakil rakyat menjadi tumpuan harapan akan perubahan masa depan yang lebih baik, menjadi penawar racun yang tersebar dinegeri ini, namun justru berbalik menjadi pengkhianat negeri ini, membodohi masyarakat kecil, meraup keuntungan ditengah penderitaan rakyat yang tiada habisnya. Apalagi saat mendengar wakil rakyat yang akan berkunjung keluar negeri, disaat krisis merajalela negeri ini, wakil rakyat begitu mudah menghamburkan uang, rupiah demi rupiahpun begitu mudah dikeluarkan, tunjangan2 yang begitu besar selalu merasa kurang. Yang menjadi pertanyaan adalah Apa tujuan dari kunjungan tersebut, apakah ada mamfaatnya terhadap ngeri ini atau hanya sekedar jalan2 saja. Wajar jika terucap dari bibir ke bibir bahwa sebentar lagi akan habis masa jabatannya untuk periode 08 ini, so ini kesempatan yang terbaik disaat menjabat, belum tentu akan ada kesempatan yang kedua. Jika ini yang selalu menjadi sorotan wakil rakyat bukan tidak mungkin krisis kepercayaan akan melanda negeri ini, mulai dari degradasi moral yang kian mewabah, kebohongan menjadi rutinitas para pengemis berdasi, figuritaspun menjadi harga mati.
Negeriku negeri yang berbudipun hanya menjadi symbol kemunafikan dari para elit-elit politik. Akankah kepercayaan masih bertengger dihati sanubari masyarakat? Atau apatisme kian merajalela dinegri ini karena kecendrungan akan uang menjadi orintasi utama dari para politikus dan penguasa. Kini kembali kepada anda yang menjadi penentu perubahan negeri tercinta Indonesia.

Tidak ada komentar: